Selasa, 27 Februari 2018

Pemimpin Wanita ini Berhasil Menyatukan Masyarakat Beragam

Sitt Al-Mulk (Dinasti Fatimiyah (909-1171), pemimpin perempuan Mesir yang bisa menyatukan masyarakat beragam :

https://www.qureta.com/post/mengenal-sitt-al-mulk-dinasti-fatimiyah


Sikap toleran, dermawan dan pemberani adalah karakteristik pribadi Sitt al-Mulk. Keberhasilannya dalam menjaga stabilitas negara tidak lain karena sikap toleransi antarumat beragama karena potret Mesir pada saat itu sangat beragam.
Sikap toleransi Sitt al-Mulk tercermin dari sikap hormat terhadap Kristen dan Yahudi. Bahkan, ia berhasil menyelesaikan perseteruan pamannya Arsenius dan Aristes dan memberikan mereka jabatan tinggi dalam kerajaan. Sikap dermawan dan pemberani Sitt al-Mulk sama dengan sifat sang ayah yang membawa kekaisaran Fatimiyah makin maju.
Rasa hormat Sitt al-Mulk kepada komunitas Yahudi dan Kristen tidak lain karena dua hal. Pertama, ibu Sitt al-Mulk berasal dari Kristen Jarya asal Byzantium yang secara tidak langsung mempengaruhi praktik politik pemerintahannya.
Kedua, nilai toleransi dan kedermawanan modal utama, tidak hanya bagi Yahudi dan Kristen, tapi aliran lain. Ia merangkul semua elemen masyarakat dengan cara membangun lembaga pendidikan dan melibatkan mereka dalam struktur pemerintahan.
...
Kesimpulan :

Pemerintahan dimana rakyat dipimpin secara otokratis, bukan demokratis, dapat menertibkan masyarakat yang beragam, karena kebijakan negara tidak selalu ditentukan rakyat dari latar belakang etnis/agama/paham/aliran mayoritas, pemimpin bisa membuat kebijakan dari apa yang dia pikir, yang menyesuaikan antara rakyat mayoritas dan minoritas

Demokrasi tidak akan pernah bisa digunakan dalam negara masyarakat beragam, hanya untuk negara yang rakyatnya berlatar belakang sama seperti Israel contohnya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar