Minggu, 21 Januari 2018

Hilangkan Kebencian Terhadap "Orang Cina"

Masalah dalam kehidupan masyarakat yang kita alami sekarang, yang sudah lama bertahun-tahun adalah kebencian antara "penduduk asli" dan orang-orang "Cina", sebenarnya yang perlu kita tahu adalah, mereka yang kita sebut "orang Cina" itu sudah sah menjadi warga negara Indonesia, dan mereka bekerja/membuka bisnis/usaha disini, sehingga keahlian mereka juga berguna bagi negara ini, dan kebanyakan dari kita juga bekerja di perusahaan yang pemilik usaha tersebut berasal dari etnis "Cina".

Berikut adalah contoh orang Cina yang bekerja demi kita :


1. Laksamana Muda John Lie
Beliau adalah orang keturunan Cina yang bergabung bersama Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi dan akhirnya menjadi kapten di Angkatan Laut, beliau berjasa menjaga barang-barang yang ditukar dengan senjata dari Singapura untuk melawan Belanda

2. Djiaw Kie Song

Beliau adalah orang yang membolehkan rumahnya ditumpangi Soekarno dan Hatta, yang ketika itu diculik para pemuda pada peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945

3. Abdurrahman Wahid

Mungkin tak banyak yang tahu, namun Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur pernah menyatakan bahwa ia mempunyai darah Tionghoa mengalir dalam nadinya. Dengan terbuka ia mengakui bahwa ia masih memiliki garis keturunan dari Tan Kim Han yang menikahi Tan A Lok yang merupakansaudara Raden Patah (Tan Eng Hwa) yang mendirikan Kesultanan Demak. Menurut riset yang dilakukan seorang peneliti berkebangsaan Prancis, Louis Charles Damais, Tan Kim Han dikenal sebagaiSyekh Abdul Qodir Al-Shini yang dimakamkan di situs sejarah Trowulan.

4. Lauw Chuan Tho

Bersama beberapa tokoh keturunan Tionghoa lain seperti sejarawan Ong Hok Ham dan pendiri harian Kompas, P.K. Ojong, Lauw Chuan Tho turut terlibat dalam pencetusan Piagam Asimilasi yang menganjurkan agar warga keturunan Tionghoa sepenuhnya berasimilasi dengan masyarakat Indonsia. Lauw Chuan Tho memeluk Islam pada 1979 dan mulai dikenal sebagai Junus Jahja. Ia menjadi penyokong berdirinya Masjid Lautze di Jakarta serta Yayasan Haji Karim Oei. Junus Jahja yang pernah dilantik menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung pernah dianugerahi gelar Bintang Mahaputra.


5. Lim Wasim dan Lee Man Fong

Keduanya adalah pelukis istana di masa kepresidenan Sukarno, bersama Dullah. Lim Wasim lahir di Bandung 9 Mei 1929 dan lulusan Institut Seni Rupa Beijing. Setelah menempuh enam tahun masa studi, ia mengajar di Perguruan Tinggi Xian, di Kota Xian,Cina. Sempat terisolasi karena dituduh mata-mata Indonesia oleh pemerintah komunis Cina. Seusai tugas, ia kembali ke Bandung.

Sementara Lee Man Fong lahir di Tiongkok dan menempuh pendidikan seni di Singapura. Belajar dengan pelukis Lingnan dan mempelajari teknik melukis dengan cat minyak. Tahun 1933, ia pindah ke Indonesia. Sempat menjadi tawanan Jepang di Perang Dunia II dan setelah itu ia menjadi pelukis istana Presiden Sukarno.

Wasim berkenalan dengan Man Fong sepindahnya dari Bandung ke Jakarta. Di Bandung Wasim bergabung dalam kelompok Tjipta Pancaran Rasa bersama pelukis Barli, Angkama dan lain-lain.

Tahun 1965, Wasim sempat menyusun buku Lukisan-lukisan Koleksi Bung Karno dari jlid 6 sampai 10 yang rencananya diterbitkan pada ulang tahun Bung Karno ke-65. Tetapi tragedi G-30S PKI membuyarkan rencananya dan rencana ini dibawanya hingga akhir hayat. Wasim masih berada di istana semasa pemerintahan Presiden Suharto dan keluar istana tahun 1968. Sempat mengalami trauma karena takut dianggap ?Sukarnois? ia menyamar menjadi pengusaha roti, tetapi melukis tidak bisa lepas dari hidupnya.

Lee Man Fong sendiri mengasingkan diri ke Singapura setelah kudeta tersebut tahun 1966, dan tetap berkarya. Kumpulan lukisannya diterbitkan dalam buku Lee Man Fong: Oil Paintings, volume I dan II, diterbitkan oleh musium Art Retreat. Lukisan-lukisan Man Fong banyak dikoleksi kolektor lukisan seluruh dunia.

Wasim sendiri justru banyak mengadakan pameran di luar negeri dan memperoleh banyak penghargaan internasional diantaranya dari International Biographical Center,Cambridge, Inggris (1975), Academia Italia delle Arti e del Savoro (1981) dan sejumlah penghargaan lainnya. Nama

Wasim termasuk dalam kamus seni terbitan Inggris dan Amerika. Di negeri sendiri, Wasim cenderung kurang dihargai dan Wasim lebih memilih menjadi orang yang terus berkarya tanpa perlu diekspos.

Man Fong menghembuskan nafas terakhir tahun 1988 di Puncak akibat sakit, sementara Wasim meninggal dunia di Jakarta 28 Agustus 2004 akibat pendarahan otak. Rekannya sesama pelukis istana, Dullah, sudah berpulang tahun 1996.

6. Laksamana Muda Cheng Ho

Beliau adalah seorang pelayar besar Cina beragama Islam yang menyebarkan Islam dan mengenalkan budaya Cina untuk bergabung dengan budaya orang asli di negara kita di tahun 1400-an

Sumber : https://www.facebook.com/notes/ken-gooeslaard/10-tokoh-keturunan-tionghoa-paling-berpengaruh-bagi-indonesia/10154313667580096/

https://www.zetizen.com/show/9238/ini-kisah-cheng-ho-laksamana-muslim-tiongkok-yang-berjasa-di-indonesia

Dan masih banyak lagi orang-orang Cina yang berjasa bagi negara kita, dan tentunya kita tidak lupa jika perusahaan besar seperti Indofood, Alfamart, Indomaret, dll yang memajukan perekonomian negara dan memudahkan kita untuk mendapatkan barang kebutuhan sehari-hari pemiliknya adalah orang-orang Cina yang sudah menjadi warga negara Indonesia

Jadi, kesimpulannya adalah orang etnis apapun yang telah tinggal disini dan sah menjadi warga negara Indonesia, mereka tetap harus kita anggap sebagai orang Indonesia, hilangkan istilah seperti "Indonesia keturunan Cina", "Indonesia Bule", "Indonesia Negro", dll, dan kita tidak bisa jika ada beberapa orang dari sebuah etnis melakukan kejelekan, lalu kita langsung menganggap bahwa orang-orang dari etnis tersebut jelek semua, kita harus melihat baik atau buruk seseorang dari sikapnya secara pribadi/individu, bukan dari latar belakang etnis/agamanya, hal tersebut dapat menyebabkan perpecahan dalam bermasyarakat
 


4 komentar:

  1. Laksamana Cheng Ho juga gan, sama 8 dari 9 Wali songo juga sebagian keturunan China.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang masalah Wali Songo masih belum pasti mereka ada darah Cina nya atau tidak, jadi yang saya ambil Cheng Ho nya itu dulu, kalau masalah sejarah saya sudah gak punya waktu, maaf ya, hehehe, jadi kita langsung aja ambil informasi yang sudah matengan dan pasti aja

      Tapi kalau anda mau membantu mengerjakan blog saya, kita perlu bicara lebih dalam lewat email yang lebih amannya

      Kontak :

      ahmadsaddam12345@gmail.com

      Hapus
  2. Btw, ane "Sun of the Isles" yang di blog sebelah.

    BalasHapus